Tauhid
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Iman terdiri dari tujuh puluh lebih, atau enam puluh lebih cabang. Yang paling utama adalah laa ilaaha illallaah, sedangkan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu adalah salah satu cabang keimanan." (HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu).
Jati diri seorang muslim sangat ditentukan oleh sejauh mana kualitas tauhidnya. Karena tauhid dalam jiwanya laksana pondasi bagi sebuah bangunan. Syaikh Abdul Malik Ramadhani hafizhahullah berkata, "Tauhid ini memiliki kedudukan penting laksana pondasi bagi suatu bangunan."
Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Manakah yang lebih baik; orang yang menegakkan bangunannya di atas pondasi ketakwaan kepada Allah dan keridhaan-Nya, ataukah orang yang menegakkan bangunannya di atas tepi jurang yang akan runtuh dan ia pun akan runtuh bersamanya ke dalam neraka Jahannam." (QS. at-Taubah: 109)