Sejarah bangsa Israel sepertinya ditulis dengan tinta darah. Kekejian demi kekejian silih berganti mewarnai lembar perjalanan bangsa ini. Peristiwa paling mutakhir yang terjadi di Gaza. Jet-Jet Israel menyerang dan membombardir masyarakat sipil Palestina yang tidak bersalah.
Agresi serta kesembongan bangsa Israel ini jauh-jauh hari sudah dinubuatkan dalam Al-Qur'an."Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar" (QS 17:4). Ayat dalam surat Al-Isra tersebut menubuatkan peristiwa yang akan dialami bangsa Israel. Sejarah mencatat, semasa Nabi Daud as serta Nabi Sulaiman as bangsa Israel mencapai puncak keemasan, baik dalam peradaban maupun kebudayaannya. Namun, sepeninggal nabi-nabi tersebut mereka balik ke tabiat semula. Akibatnya, Allah Ta'ala mengazab mereka sesuai dua kerusakan yang telah mereka buat.
Azab pertama merentang dari 722 SM hingga 582 SM. Bangsa Assyria di bawah Raja Sargon II mencaplok seluruh daerah Israel utara. Pada tahun 608 SM giliran Fir'aun Necho merangsek Israel (Yew.Enc.Jilid 6: 665). Setelah Assyria dan Mesir, selanjutnya Babilonia Baru meluluhlantakkan kerajaan mereka. Dalam buku, Mandkind and Mother Earth, A Narrative History of The World, Arnold Toynbeemenulis bahwa Raja Nebukanezzar (memerintah 605-562 SM) mengepung dan menguasai Jerusalem pada 597, 587, dan 582 SM (2004:217). Kuil pertama (dibangun Nabi Sulaiman as) serta semua bangunan besar di kota Jerusalem dibumihanguskan dan sejumlah besar rakyat diboyong ke Babilonia Baru. Peristiwa ini cocok dengan nubuatan dari surat Al-Isra : "Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana (QS 17:5). Di sinilah dimulainya diaspora, ketika bangsa Israel mulai menyebar ke pelosok dunia mencari keselamatan.
Demi merebut kemerdekaan,pelarian Israel di Babilonia bersekutu dengan Cyrus Agung -Raja Persia- dan membantunya menundukkan Babilonia pada 539 SM. Atas jasa-jasanya Cyrus membebaskan dan memulangkan mereka. Dalam periode ini mereka berhasil membangun kembali peradaban dan Kanisah mereka yang hancur. Hal ini sesuai dengan ayat selanjutnya surat Al-Isra, "Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar" (QS 17:6).
Namun, bangsa Israel jatuh untuk keduakalinya ke lembah kejahatan sehingga menggenapkan azab Ilahi yang kedua juga. Ini terjadi di zaman Nabi Isa as. Serangkaian keaniayaan dialamatkan kepada Nabi Isa as dan para pengikut beliau. Akibatnya, Allah Taala menimpakan kepada mereka azab yang sangat keras, yakni ketika pada 70 Masehi, pasukan Romawi di pimpin Titus merangsek kota Jerusalem dan Kanisah Keduanya. Diperkirakan satu juta orang menjadi korban, dan ratusan ribu sisanya menjadi tawanan. Hukuman ini tercantum dalam ayat 7 : ..dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid (tempat ibadah kamu), sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai." Dalam masa ini, bangsa Israel mengalami lagi era diaspora.
Pada ayat selanjutnya dinyatakan, "asaa Rabbukum ay yarhamakum;wa in 'uttum 'udnaa; waja'alnaa jahannama lil kaafiriina hasiira. " Secara harafiah ayat ini menyatakan bahwa Allah Ta'ala merasa kasihan dengan azab yang dialami bangsa Israel. Oleh karena itu Ia akan mengampuni dan mengembalikan hidup mereka, dengan satu syarat, yakni mereka harus bertaubat. Nubuatan ini terbukti di zaman Islam. Di bawah kerajaan-kerajaan Islam, mereka dapat hidup aman dan tidak dipaksa meninggalkan keyakinannya. Namun, alih-alih mengingat jasa kaum muslimin, apa yang dipertontonkan bangsa Israel sekarang ini ibarat pepatah, "membalas air susu dengan air tuba."Padahal, Allah Taala memeringatkan kembali, "sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan), niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka jahanam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman (QS 17:8).
Dari nukilan ayat terakhir sangat jelas. Jika bangsa Israel kembali kepada kejahilannya, maka azab akan mendatangi rumah-rumah mereka lagi. Rentang pelajaran yang jaraknya ribuan tahun agaknya tidak menyadarkan mereka. Bagi mereka tepatlah apa yang dikatakan Goethe,"orang (baca:bangsa) yang tidak dapat mengambil pelajaran dari masa tiga ribu tahun, hidup tanpa memanfaatkan akalnya."Wallahu'alam bissawab.